Mengenal Dr Tan Shot Yen ; Dokter yang Pelit Resep, Blak-Blakan dan Tegas

 Perkenalan saya dengan dokter ini terjadi secara tidak sengaja saat mengikuti sebuah seminar kesehatan di sebuah sekolah. Tentunya sebelum pandemi Covid-19 datang ke Indonesia. Yaps, tepatnya pada November 2019, di dalam kelas bersama puluhan ibu-ibu lainnya, saya mengenal pertama kali sosok dokter unik ini.

    Kesan pertama, waww.. dengan sikap to the point dan gaya bicara yang kritis dan tegas, dr. Tan Shot Yen mengenalkan tentang gaya hidup sehat yang sebenarnya. Baginya, tidak ada lagi istilah program empat sehat lima sempurna. Program yang saat ini berlaku adalah program Gizi Seimbang Isi Piringku dengan komposisi makanan pokok sebanyak 2/3 dari 1/2 piring, lauk pauk sebanyak 1/3 dari 1/2 piring, buah-buahan sebanyak 1/3 dari 1/2 piring dan sayur-sayuran sebanyak 2/3 dari 1/2 piring. 




    Untuk makanan pokok, dr. Tan menyarankan untuk mengganti nasi dengan jagung, singkong, ubi, talas, mi, dll. Sedangkan untuk lauk pauk, bisa didapat dari protein nabati dan protein hewani seperti daging sapi, ayam dan ikan. 

Bahaya Konsumsi Pangan Ultra Proses

    Dokter Tan menyarankan memakan raw food adalah yang terbaik untuk tubuh. Memang tidak semua orang suka dengan makanan jenis ini, ya. Namun setidaknya, dokter Tan mewanti-wanti untuk kurangi makan penganan ultra proses.

    Apa saja sih, Bun yang termasuk dalam pangan ultra proses ini? 

    Makanan dan minuman kekinian seperti minuman boba, ayam goreng cepat saji dan kawan-kawannya termasuk dalam pangan jenis ini. Seringnya mengonsumi makanan ultra proses dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti :

1. Pencetus obesitas
2. Penyebab gangguan gizi pada anak tumbuh kembang
3. Pencetus PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti diabetes, hipertensi, dan sindroma metabolik
4. Menyebabkan kecanduan dan ingin makan jenis makanan ini terus-menerus

Protein dan Lemak Terbaik untuk Tubuh 

    Lebih lanjut, dr.Tan menjelaskan bahwa protein sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai dasar tumbuh kembang yang utama. Protein terbaik bisa didapat dari produk hewani atau non-hewani berupa kacang-kacangan. Agar protein terbaik bisa didapat, prose memasaknya pun juga harus baik dan benar.

    Sedangkan untuk lemak terbaik, justru tampilan produknya tidak nampak seperti "lemak" yaitu berupa aneka jenis kacang, kelapa, ikan, kuning telur dan alpukat. 

Selain beberapa fakta di atas, dr.Tan juga membeberkan satu tips terbaik dalam mengolah ikan untuk dikonsumsi. Dan hal ini, baru saya ketahui setelah mengikuti seminar tersebut.

Cara Salah Mengolah Ikan 

    Betapa kagetnya saya saat tahu fakta yang satu ini. Menurut dr.Tan, ada beberapa cara yang salah dalam pengolahan ikan untuk dikonsumsi berupa :

1. Digoreng membuat lemak sehat omega 3 pada ikan akan hilang/rusak dan berubah menjadi trans fat.
2. Dibakar menyebabkan terbetuknya radikal bebas ALEs penyebab kerusakan sel dan karsinogen.
3. Dimakan bersama 'teman makan yang salah' berupa produk rafinasi.

Waduh, padahal selama ini saya sering memasak ikan dengan cara digoreng. Baru tahu juga kalau menggoreng ikan ternyata kurang tepat sebagai cara mengolahnya. Lebih lanjut, dr.Tan pun menjelaskan cara lain yang lebih baik dalam mengolah ikan sebagai penganan, yaitu :

1. Bakar bungkus daun (CATET, yang gosong daunnya, bukan ikannya)
2. Dibuat pepes atau botok
3. Kuah asam pedas, kuah kuning atau lempah
4. Kari
5. Pangeh
6. Arsik
7. Woku
8. Tim gaya oriental 
9. Sebagai campuran dalam capcay seafood, sup tomyam, dll

Jenis Ikan dengan Kandungan Omega 3 

    Satu lagi nih, bun yang ternyata saya salah kaprah selama ini. Banyak orang berpikir, ikan Salmon memiliki omega 3 tertinggi dibanding jenis ikan lainnya. Ternyata, oh tidak bunda. Lagi-lagi, dr.Tan menjelaskan deretan ikan apa saja yang memiliki kandungan omega 3 tertinggi, yaitu :

1. Ikan Kembung memiliki omega 3 sebanyak 2.2 mg pada tiap 100 gramnya.
2. Ikan Tuna sebanyak 2.1 mg di tiap 100 gramnya.
3. Ikan Salmon sebanyak 1.6 mg di tiap 100 gramnya.
4. Ikan Tongkol sebanyak 1.5 mg di tiap 100 gramnya.
5. Ikan Teri sebanyak 1.4 mg di tiap 100 gramnya.

Pengetahuan baru lagi ya, bun. 




    Tanpa terasa, seminar kesehatan di sekolah siang itu pun usai. Tak lupa saat di rumah, saya mencari tahu profil dr.Tan Shot Yen yang ternyata seorang ahli gizi nasional. Gayanya yang ceplas-ceplos dan tegas, membuatnya berbeda dari kebanyakan dokter lainnya. Ia terkenal sebagai dokter yang pelit resep dan lebih menekankan untuk memperbaiki pola makan agar tubuh mendapatkan haknya menjadi lebih sehat. 


Comments

Popular posts from this blog

Review Buku Dunia Sukab ; Menyentil Lewat Sastra

QRIS Mudahkan Pembayaran Digital Ala Milenial